Rabu, 31 Desember 2014
Bang Udin , Bekerja Sebagai Karyawan " Sinar Jok " Pecangaan
![]() |
Udin kerjakan order |
Jepara - Semua orang ingin
sukses dalam bisnis dengan cepat.Namun kenyataannya tidak ada bisnis yang besar
secara instan. Step bya step usaha dibangun agar menjadi besar. Itulah yang
mendorong Udin (25) warga desa Pecangaan Wetan untuk tetap giat bekerja meski
hanya sebagai pegawai saja. Berbagai pekerjaan dijalaninya untuk mencari
pengalaman . Ke depannya dia berharap punya usaha sendiri yang bisa menghidupi
keluarga.
“ Ya saya disini
pegawai om , yang punya usaha ini paman saya . Saya kerja disini sambil cari
pengalaman saya tak ingin jadi pegawai terus. Ke depan saya ingin mempunyai
usaha sendiri apa saja yang penting milik sendiri “, kata Udin pegawai “Sinar
Jok” Pecangaan Wetan pada kabarseputarmuria.com
Di bagian pengejokan
ini Udin mengaku baru bekerja 3 bulanan.
Sebelumnya ia pernah bekerja di pabrik mebel dan juga kerajinan monel
Margoyoso. Awalnya ia kurang tertarik dengan pekerjaan ini . Namun karena
permintaan pamannya iapun menyanggupi. Namun setelah beberapa lama menjalani ,
kini iapun sudah cocok dengan pekerjaan ini.
Di Toko depan terminal
Pecangaan ini , Udin menggarap berbagai permintaan ngejok kendaraan roda dua
dan empat. Berbagai macam variasi jok ada disana misalnya kulit jok dengan
gambar-gambar yang menarik perhatian. Ada juga selimut jok yang terbuat dari
tali-tali tebal yang membuat nyaman di duduki pengendara.
“ Kalau untuk selimut
jok ini ada berbagai pilihan bentuk dn juga harga , yang paling murah sekitar
Rp 45 ribu dan yang paling mahal nyampai Rp 200 ribu. Murah dan mahal harganya
tergantung dari jenis bahan dan bentuk disain “, ujar Udin sambil menunjukkan
contoh selimut jok kendaraan roda dua.
Di toko milik pamannya itu juga menerima jok berbagai
kendaraan roda empat . Bahan serta asesorinya itu ditempatkan dibagian kanan
tokonya. Selain tersedia berbagai jenis selimut jok mobil yang bisa dipilih .
Busa-busa empuk dengan berbagai jenis juga tersedia . Murah atau mahalnya jok
mobil ini juga tergantung dari kualitas bahan dan juga jenis pekerjaan,
“ Untuk jok mobil
dengan berbagai macam variasi biasanya harganya lebih mahal dibandingkan dengan
jok mobil biasa. Bahan yang bagus juga agak sedikit mahal namun jika dilihat
atau di duduki juga indah dan nyaman “, tutur Udin.
Toko jok “ Sinar Jaya “
Pecangaan ini buka mulai jam 8 pagi sampai jam 3 sore. Pecinta kendaraan lama
sering mampir ke tempat ini . Biasanya mereka merenovasi jok-jok kendaraan lama
agar kondisinya tidak berbeda dengan yang dulu. Jok jok kendaraan lama
diantaran untuk sepeda motor Honda Astra Tahun 1975, Yamaha L2S 1980 , dan juga
jok kendaraan Vespa. (Muin)
Baca Juga :
Jahit Sepatu dan Reparasi Payungpun Mendatangkan Uang
Selasa, 30 Desember 2014
Jahit Sepatu dan Reparasi Payungpun Mendatangkan Uang
![]() |
Pak Zarkoni |
Ada yang mengatakan cara mencari
uang ada seribu satu macam. Salah satunya adalah jasa menjahit sepatu , sandal
dan mereparasi payung. Jika musim hujan tiba seperti ini tukang servis payung
dicari banyak orang. Payung yang rusak ringan masih saja dopertahankan si
pemiliknya. Jalan satu-satunya adalah diservis atau diperbaiki.
Salah satu tukang servis payung
diseputaran pesisir Demak yang dikenal adalah pak Zarkoni. Pria yang asli Demak
yang kini tinggal di desa Pelang kecamatan Mayong ini sudah 25 tahun menekuni
usaha servis payung dan jahit sepatu sandal.
Selama seperempat abad ia
keliling kampung mulai dari pesisir selatan Demak yaitu daerah Moro , Betah
Walang sampai Wedung. Pesisir Utara Wedung mulai dari Desa Wedung, Bungo,
Menco, Babalan sampai desa Kedungmutih . Sedangkan daerah Jepara juga dijalani
mulai dari desa Kedungmalang sampai dengan desa di kecamatan Bangsri Jepara.
“ Saya bersyukur dari kerja
sebagai tukang servis payung dan jahit sepatu sandal ini bisa untuk menghidupi
keluarga. Ya sehari paling banter dapat Rp 100 ribu kalau rata-rata ya Rp 50
ribu dapat. Ya untuk makan sehari-hari cukup meski hidup sederhana “, ungkap
Zarkoni.
Usaha jasa jahit sepatu dan
servis payung ini harus telaten. Setiap hari harus keluar rumah menjemput
rezeki. Jika musim penghujan usaha ini menangguk rezeki cukup lumayan.
Payung-payung yang rusak banyak yang diserviskan. Tetapi musim kemaraupun masih
ada peluang mendapatkan uang meski tidak seramai musim penghujan.
Menurut Zarkoni usaha servis
payung dan jahit sepatu ini tidak membutuhkan modal yang besar . Justru
ketrampilan yang dibutuhkan agar usaha ini tetap di minati pelanggan. Servis
yang bagus akan dikenang oleh pelanggan sampai kapanpun. Oleh karena itu
sebelum terjun harus belajar pada ahlinya.
“ Dulu saya ikut orang jadi kenek
sambil belajar , setelah mahir dan bisa sayapun kemudian buka usaha sendiri.
Biasanya kalau garapan kita bagus akan jadi langganan seterusnya “, tutur pak
Zarkoni.
Meski usaha jahit sepatu dan
servis ini bisa dijadikan alternative untuk mencari uang . Namun pak Zarkoni
mengaku putra satu-satunya tak mewarisi keahlian itu. Ia memilih pekerjaan yang
lain yang lebih ringan. Tetapi bagi yang belum mempunyai pekerjaan tetap usaha
ini menurut pak Zarkoni perlu di coba.
“ Ya pekerjaan apa saja yang
penting halal harus kita coba. Soal kaya miskin itu sudah diatur dari sononya .
Jadi kita hanya menjalani hidup saja soal rezeki Allah yang ngatur “, tambah
Pak Zarkon. (Muin)
Baca juga :
Sunarlan Jahit Sepatu dan Reparasi Payung Sejak DuluJumat, 26 Desember 2014
Pak Mursito Kerja Driver Harus Sabar Mengantar Penumpang
![]() |
Mursito Driver Taksi Jepara |
Jepara – Bagi Mursito yang sehari-harinya bekerja sebagai driver , hidup itu harus sabar dan ihlas. Dengan kesabaran dan keihlasan itu hidup serasa indah dan mudah. Hal itu ia jalani sendiri selama setahun lebih sebagai driver banyak pengalaman hidup yang ia dapatkan. Salah satunya sabar dan ihlas membawa kemudahan dalam mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya.
Sebelum menjadi driver salah satu perusahaan taksi di Jepara. Mursito yang asli Wonosobo bekerja sebagai teknisi . Di Jepara ini ia pernah menjadi teknisi sekaligus penyiar di RSPD Jepara. Selain itu ia juga pernah merantau ke Jakarta sebagai teknisi computer EMC agen dari Taiwan. Namun kerja sebagai driver menurutnya banyak pengalaman yang bisa dibagikan.
“ Ya kerja apa saja bagi saya tidak masalah yang penting hasilnya halal. Contohnya sebagai driver ini banyak pengalaman unik yang menghantarkan saya punya kerja sambilan sebagai agensi orang Belgia. Semua itu berkat kesabaran dan keihlasan dalam bekerja “, kata Mursito yang dihubungi kabarseputarmuria via FB.
Mursito mengisahkan, beberapa tahun yang lalu dia mendapatkan penumpang orang Belgia. Orang Belgia mencarter taksi dan mengajaknya berkeliling dalam rangka bisnis 3 hari . Dari Jepara – Yogya, Yogya – Bojonegoro dan Yogya – Magelang kalau ditotal semua Rp 3.600.000,-. Dia tidak memberikan uang sama sekali dengan alasan tidak ada uang tunai.
“ Pada waktu itu uang rental saya tomboki karena , aturan kantor tidak boleh ngebon . Selain itu uang bensin juga saya keluarkan di kantong pribadi. Saya kira usai carter terus di bayar namun karena alasan tertentu dia belum bisa bayar “, cerita Mursito
Usai kejadian itu Mursito tidak beralih profesi dari driver meskipun mengalami kejadian yang cukup menyedihkan ia terima dengan sabar dan ihlas. Setiap hari ia biasa menjalankan taksi untuk mengantarkan penumpang kemanapun konsumen kehendaki. Akhirnya setelah dua bulan kejadian dia menerima email dari orang Belgia yang dia antar dulu . Dan membayar ongkos taksi yang telah ia gunakan.
“ Kebetulan alamat email saya ada pada dia sehingga orang Belgia itu bisa berkomunikasi dengan saya. Semua yang saya keluarkan diganti semuanya. Dari kejadian itu saya sekarang punya kegiatan sebagai Agen dia untuk mecarikan barang untuk di kirim ke sana”, kata Mursito.
Mursito yang tinggal di Bukit Asri Jepara ini mengemukakan menjadi driver banyak suka daripada dukanya. Sukanya setiap hari dapat penumpang yang semuanya baik terutama orang asing. Selain di bayar sesuai dengan kesepakatan , masih ada tambahan kadang juga diajak makan dan juga belanja. Apalagi jika yang diantarkan urusannya lancar dan sukses.
“ Dukanya juga ada pernah ada satu konsumen yang menyuruh untuk menjemput di Bandara Semarang. Tetapi sampai di tempat tidak kelihatan batang hidung di hubungi tidak bisa. Akhirnya pulang pergi tidak ada hasil karena sendirian tidak membawa penumpang “, kata Mursito mengakhiri obrolan sambil memberikan no HP nya 081 227 447 221 .(Muin)
Usaha Foto Copy di Desa Candisari Mranggen
Salah satu ciri perkembangan sebuah desa adalah tertib dokumen dan adminstrasi, di desa Candisari telah berdiri penunjang tertib admistrasi tersebut yaitu foto copy yang dibuka dari jam 07.00 - 20.00 WIB harga bersaing seperti di kota besar dekat kampus, tepatnya berada di KAMPUNG BIBINAU Dukuh Gading atau berada di depan Kampus Yayasan Al ma'ruf.
Dengan adanya foto copy di desa ini warga tidak usah keluar dari desa. Selain itu juga bisa membuka usaha baru bagi warganya . Dari usaha Foto copy ini diharapkan ada pemasukan tambahan dari penjualan alat tulis saja.
Jika di tekuni usaha foto copy ini bisa mendatangkan keuntungan yang lumayan setiap harinya. Jasa foto Copy ini dibutuhkan warga dalam hal administrasi. Selain kantor desa , sekolah juga membutuhkan jasa masin foto copy ini.****
Sumber Info : Desa Candisari
Jualan Ikan di Pasar , Berangkat Pagi Pulang Sore Hari
Ikan adalah kebutuhan pokok
sehari-hari oleh karena itu merupakan peluang yang bisa mendatangkan
penghasilan harian. Hamim warga desa Tedunan kecamatan Wedung ini membidik
usaha penjualan ikan segar ini. Jika pagi hari ia kulakan ikan di pasar ikan
desa Kedungmutih selanjutnya ikan itu di
jual ke pasar Bangsri Jepara.
Meskipun setiap hari harus
menempuh perjalanan hingga puluhan kilometer. Namun profesinya itu tetap
dijalani senang hati karena setiap hari mendapatkan penghasilan yang lumayan
dari usahanya itu. Bau amisnya ikan tidak dihiraukan asal kebutuhan keluarga
bisa tercukupi. Selain itu juga bisa menabung untuk kebutuhan mendatang.
“ Kalau dihitung saya kerja
jualan ikan ke Pasar Bangsri ini sudah lebih 15 tahun. Awalnya ya mencoba-coba
bawa dagangan sedikit lama-lama jadi banyak. Dulu jualan hanya ndempel di luar
pasar kini saya sudah punya los di pasar Bangsri “, aku Hamim yang ditemui di
pasar baru desa Kedungmutih .
Berbagai jenis ikan dijual oleh
Hamim , mulai dari ikan kecil seperti udang, sindo,kodo sampai ikan besar
seperti Kakap dan Manyung. Dagangan ia bawa dengan ember besar yang ditempatkan
di jok belakang motornya. Selebihnya di bawa di bagian depan motor dalam ember
kecil. Untuk memenuhi pelanggannya ia bungkus berbagai jenis ikan dalam kresek.
Dari nilai modal dagangannya tidak
lebih satu juta rupiah. Jualan ikan dengan system eceran ini tidak memerlukan
modal yang besar. Agar dagangan habis pemilihan ikan harus jeli. Ikan-ikan yang
disenangi pelanggan harus diutamakan. Selain itu juga membawa jenis ikan lain
sebagai variasi dagangan.
Agar mempunyai pelanggan yang
selalu bertambah . Dalam berjualan harus selalu ramah dan juga jujur . Dagangan
yang ada kekurangannya harus disampaikan kepada pelanggan. Selain itu juga
memberikan tambahan atau bonus jika membeli dalam jumlah banyak.
Berdagang ikan menurut Hamim
kendala usahanya sangat minim. Paling jika perjalanan hujan lebat atau terkena
banjir dijalan. Sehingga sampai di pasar sudah kesiangan beberapa pelanggan
sudah pulang . Jika dagangan tidak habis paling diberi tambahan es batu agar
kondisi dalam keadaan segar. Besok pagi dijual kembali dengan pengurangan harga
pada pelanggan.
“ Ya kalau penghasilan bersih
seharinya ya tidak dapat ditentukan , ya kadang dapat banyak ya kadang dapat
sedikit tergantung dari dagangan yang dibawa. Ya kalau sehari Rp 100 ribu sih
dapat mas , jika bawa dagangan banyak ya sampai Rp 200 ribu bersih. “ aku
Hamim.
Menurut Hamim usaha penjualan
ikan prospeknya masih lebar. Sehingga bagi pemain baru tidak perlu takut merugi
dari usaha penjualan ikan. Yang penting di coba dulu dengan membawa dagangan sedikit.
Dengan modal sepeda motor dan uang sedikit kita bisa membuka usaha penjualan
ikan. Jika belum punya lapak atau tempat khusus dicoba untuk keliling dulu.
“ Tempat jualannya ya bisa di
tempat-tempat ramai misalnya pasar, depan perbelanjaan atau tempat yang ramai
lainnya. Jika sehari udah dapat pembeli hari berikutnya tinggal lanjut terus “,
jelas Hamim. (Muin)
Kamis, 25 Desember 2014
Mbah Nikmah Jualan Hasil Bumi di Pasar Setiap Hari, Sudah Lebih 35 tahun
![]() |
Mbah Nikmah menggelar dagangannya |
Jepara – Bagi
Mbah Nikmah (60) warga desa Tedunan kecamatan Kedung berjualan hasil bumi
merupakan pekerjaan sejak dulu. Selain sayuran seperti kangkung , Ketimun ,
jagung ketela pohon dan pisang itulah dagangannya sehari-hari. Meski usianya
sudah lanjut namun badannya masih sehat . Sehingga setiap hari ia menggelar
dagangannya di halaman pasar baru desa Kedungmutih.
“ Kalau dihitung saya jualan
sudah lebih 35 tahun. Dulu dengan suami saya naik sepeda. Namun suami sudah meninggal
15 tahun yang lalu jadinya ya jualan
sendiri dari rumah naik angkot “, kata Mbah Nikmah.
Mbak Nikmah mengatakan ,
berjualan adalah suatu hal yang menyenangkan. Selain dapat uang juga pikiran
jadi sehat. Setiap hari ketemu teman di pasar dan selalu pegang uang mesti
sedikit. Oleh karena itu meski kini hidup sendirian ia tetap menekuni
profesinya sebagai penjual hasil bumi meski kecil-kecilan.
Dagangan yang dijual tergantung
kulakan dari pasar , jika ketemu jagung ya jualan jagung. Jika ketemu sayuran
juga jual sayuran . Semuanya itu menurutnya laku dan dibutuhkan orang. Kalau
jagung biasanya ia rebus dahulu di rumah. Sedangkan sayuran ia jual dalam
bentuk segar. Sedangkan pisang ada kalanya pisang rebus ada juga pisang segar.
“ Menurut saya jualan apa saja
disini laku dan dapat untung meski sedikit. Oleh karena itu bagi yang belum
mempunyai pekerjaan bisa jualan hasil bumi seperti saya “, kata Mbah Nikmah.
![]() |
Pedagang lain di pasar pagi kedungmutih |
Memang awalnya berjualan ada rasa
malu atau pekewuh . Tetapi setelah dijalani beberapa hari akan terbiasa.
Apalagi jika untung banyak rasa malu itu akan hilang berganti senang. Oleh
karena itu pedagang di pasar tidak
berkurang tetapi bertambah terus.
“ ya kalau di tanya keuntungannya
ya tidak bisa ngitung secara persis, Setiap hari tidak sama kadang ramai kadang
sepi. Tetapi sehari dapat bersih Rp 30 ribu – Rp 40 ribu ya mudah”, tambah Mbah
Nikmah.
Nah bagi yang belum mempunyai
pekerjaan Mbah Nikmah mengajak untuk berjualan di pasar. Jualan apa saja laku
yang penting tidak malu dan tidak bosan. Modal untuk berjualan hasil bumi
dheprokan ini tidak banyak paling banter Rp 500 ribu.
Jika ada uang bisa langsung jalan
kulakan , namun jika tak ada uang bisa gadaikan barang. Tetapi jika tidak punya
bisa pinjam saudara, teman atau Bank . Selamat mencoba , (Muin)
Rabu, 24 Desember 2014
Mbak Ulfah Bantu Suami Jualan Jajanan Anak Sekolah
![]() |
Mbak Maria Ulfah dan dagangannya |
Demak – Bagi
Maria Ulfah warga desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak waktu yang
luang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Meski ia hanya seorang istri namun
waktu luangnya dimanfaatkan untuk
berjualan jajanan anak di sekolah pagi hari. Usai kegiatan keluarga siang hari
waktunya juga digunakan untuk kembali berjualan di Madrasah sore hari.
Oleh karena itu ketika
tetangganya sedang ramai membicarakan bantuan PSKS (Program Simpanan
Kesejahteraan Sosial ) yang digulirkan pemerintahan Jokowi- Kalla ia tak
mempedulikannya. Mestinya ia salah satu warga yang berhak menerima bantuan itu.
Namun demikian nyatanya ia terlewatkan . Namun ia bersyukur meski tak dapat
dana kompensasi BBM yang penting jualannya laku.
“ Tak dapat tak apa-apa pak ,
yang penting setiap hari jualan lancar . Allah selalu memberi rejeki pada saya
lewat jualan di sekolah dan madrasah .
Yang penting badan sehat dan bisa jualan setiap hari “, kata Maria Ulfah pada
penulis.
Maria Ulfah mengatakan ,
tetangganya memang ramai membicarakan bantuan PSKS . Terutama yang tidak
mendapatkan namun ia tidak mempedulikannya. Padahal dari segi ekonomi ia berhak
mendapatkan bantuan itu. Suaminya hanya tukang batu yang setiap hari belum
tentu mendapatkan pekerjaan. Untuk mencukupi kebutuhan harian iapun membantu
untuk berjualan jajanan untuk anak sekolah.
“ Alhamdulilah penghasilan saya
Rp 30 ribu – Rp 40 ribu , modal untuk
membuka usaha jualan jajanan anak sekolah ini ya sekitar Rp 2 Juta rupiah .
Dulu modalnya ya tabungan dan juga pinjam “, aku Maria Ulfah.
Kegiatan jualan di sekolahan itu
tidak menganggu aktifitasnya sebagai ibu rumah tangga. Pagi habis subuh ia
mempersiapkan kebutuhan anaknya sekolah
misalnya memasak dan membuat sarapan . Setelah semua siap iapun berangkat ke
sekolah bersama putranya. Sekitar jam 11 siang iapun mengemasi jualannhya.
“ Sampai di rumah terus istirahat
sebentar dan mempersiapkan makan siang untuk keluarganya. Setelah
istirahat kurang lebih satu jam sayapun
berangkat kembali ke Madrasah untuk jualan jajanan “, kata Ulfah menambahkan.
Dagangan yang berupa makanan
kecil itu di beli dari pasar desa setempat. Berupa manisan , minuman dengan
berbagai macam jenis mainan sederhana. Seminggu sekali ia kulakan ke pasar
Pecangaan yang jauhnya sekitar 10 Km. Di pasar itu ia kulakan makanan dan
mainan yang tidak ada di pasar desa Kedungmutih. Hal itu dimaksudkan untuk
mendongkrak penjualan. Jika mengandalkan makanan dan mainan di desa hampir
semua pedagang menjualnya.
“
Itu saya lakukan seminggu sekali , dengan diantar suami atau naik ojek saya kulakan
berbagai jenis makana dan mainan . Alhamdulillah dengan cara itu dagangannya
bisa cepat laku dan banyak untungnya “, tambah Maria.
Berdagang jajanan anak-anak ini
harus sabar dan telaten . Di sekolah dia banyak menjumpai anak dengan bermacam
karakter. Ada yang kalem, ada juga yang agak ndableg. Semua itu ia hadapi
dengan senang hati , sehingga pelangganpun tetap membeli setiap hari. (Muin)
Langganan:
Postingan (Atom)