Rabu, 24 Desember 2014

Kasan Tak Lanjutkan Sekolah , Tak Malu Jualan Bakso

Kasan Menunggu pelanggannya

Demak – Kasan (24)  warga desa Kedungkarang kecamatan Wedung kabupaten Demak mempunyai pemikiran praktis. Jika tidak lagi sekolah ya harus cari kerjaan. Oleh karena itu usai tamat sekolah lanjutan pertama (Mts) iapun berjualan bakso keliling. Kebetulan ayahnya juga pengusaha bakso sehingga ia sepenuhnya diarahkan orang tuanya.
Dengan berbekal gerobag dorong iapun keliling kampung menjajakan bakso buatan orang tuanya. Modal iapun tak butuh karena semua telah disediakan orang tuanya. Mulai gerobag dorongnya , peralatan jualan , sampai dagangannyapun semua dipersiapkan.
“ Jika siang menjelang sore sayapun mempersiapkan dagangan sendiri, mulai kuah bakso , gelondongan , sampai dengan bahan isian bakso seperti mie , sohun dan yang lainnya. Jika sudah siap sayapun berangkat keliling kampung “, aku Kasan yang sudah lima tahun berjualan bakso.
Awalnya ada perasaan malu dan gengsi , terutama jika ketemu cewek. Namun setelah beberapa hari keliling kampung iapun jadi percaya diri. Dengan siapapun  ia tidak grogi. Dengan sigap ia melayani pelanggannya . Mangkok pertama diisi mie , sohun, sledri , garam dan juga kecap. Selanjutnya kuahpun diambil dari dandang kemudian dituangkan ke dalam mangkok. Gelondongpun dimasukkan ke dalam mangkok tergantung pembelian.
“ Pembeliannya ya tidak seperti di warung  minimal Rp 2.000 saya layani. Kalau di warung bakso paling murah Rp 6 ribu – 7 ribu. Kalau dagang bakso keliling di patok segitu ya tidak laku. Jadi berapapun saya layani paling sedikit ya Rp 2.000 “, kata Kasan.

Menurut Kasan berjualan bakso keliling harus pandai membaca situasi daerah. Tidak setiap tempat orang suka akan  makanan bakso ini oleh karena itu ia punya tempat mangkal khusus. Biasanya di tempat-tempat ramai seperti perempatan jalan , dekat pasar atau juga sekolah.
Lalu berapa penghasilan yang diperoleh Kasan dari jualan bakso keliling ini. Dari bapaknya sebagai pemilik dagangan Kasan mendapatkan upah Rp 40 ribu – Rp 50 ribu. Uang tersebut selain dipergunakan untuk kebutuhan harian juga sebagian ditabungkan untuk masa depannya.
Ke depan Kasan mempunyai rencana berjualan bakso sendiri. Selain ider keliling seperti biasanya iapun membuat sendiri bakso mulai dari bahan baku sampai bahan jadi. Teknik pembuatan bakso telah dikuasainya dari melihat kerja ayahnya setiap hari.
Selain itu ke depan ia juga mempunyai obsesi berwirausaha bakso ini secara profesional. Selain mempunyai warung yang bagus juga mempunyai mitra-mitra binaan penjual bakso keliling. Baik menggunakan gerobag dorong atau sepeda motor. Saat ini bakso merupakan makanan yang cukup digemari oleh warga baik di desa maupun di kota (Muin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar