Potong rambut atau cukur rambut
saat ini merupakan profesi yang cukup menjanjikan. Dari rambut inilah Slamet
(35) warga desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak setiap hari
mendapatkan uang. Setiap hari setidaknya 5-10 kepala orang ia rapikan
rambutnya. Dari merapikan rambut itulah ia mendapatkan upah.
“ Dulu awalnya memang sulit
selain belum kenal saya , juga banyak yang meragukan kemampuan saya mencukur
rambut. Sehingga sehari kadang tak ada order . Sekarang minimal 5 kepala sudah
pasti saya servis “, aku Slamet di conter pangkas rambutnya belakang pasar baru
desa Kedungmutih.
Slamet menceritakan kisahnya
menekuni usaha potong rambut. Awalnya ia tidak melirik usaha ini , niatnya ikut
MLM agar cepat dapat penghasilan dengan jumlah besar. Namun musibah tak dinyana
pulang dari mengikuti prospek MLM ia bersama temannya tersambar truk dump.
Temannya jari tangannya hampir putus. Sedang ia harus merelakan kakinya untuk
di pen karena patah tulang.
Selama hampir setahun ia tidak
dapat beraktifitas secara normal. Ia harus memakai kaki bantuan agar bisa
menyambangi teman dan saudaranya. Di sela-sela waktu penyembuhan itu ia diminta
saudaranya untuk mencukur rambut anaknya. Dengan kemampuan dari melihat iapun
mencoba mempraktekkannya . Hasilnya cukup bagus meski tak dapat bayaran ,
sanjungan ia terima dengan senang hati.
Di lain waktu ,melihat potongan
rambutnya bagus saudaranyapun bercerita
pada tetangga. Satu dua orang tetangga mulai menggunakan jasanya mencukur
rambut. Satu hari kadang ada kadang juga tidak iapun mulai jemput bola.
Tetangga jauh mulai mendengar kepiawaian Slamet dalam mencukur rambut.Akhirnya
bisa dipastikan setiap hari ia mendapat order mencukur rambut.
“ Ya kalau tidak salah saya usaha
cukur rambut ini sudah lebih 10 tahun. Dulu kalau tidak salah ongkosnya Rp
1.000 an . Kini karena BBM naik harga potong rambut perkepala Rp 5 ribu. Namun kadang kala ada pelanggan yang member
lebih “, kata Slamet.
Awalnya Slamet pesimis usaha
cukur rambut ini menghidupi, namun setelah 10 tahun ia jalani. Dari usaha cukur
rambut ini ia sudah beroleh banyak. Dulu tempat cukurnya adalah gubung kayu
reot . Tiga tahun yang lalu ia bangun menjadi toko. Selain untuk praktek cukur
rambut iapun berjualan asesories pakaian seperti berbagai jenis topi, kopiah
dan juga lainnya.
Menurutnya wirausaha adalah
pekerjaan yang menyenangkan. Meski awalnya berat namun setelah dijalani sekian
tahun menjadi mudah. Dari usahanya potong rambut ini selain bisa membuat toko
dan isinya. Iapun bisa mensubsidi ibunya belanja sehari-hari. Membeli kereta
dorongan dan disewakan, menyimpan garam dan juga untuk operasional mengisi
tambak bandeng dan udang.
“ Pokoknya jika kita mau
berwirausaha resepnya harus semangat dan tahan banting. Tidak bosanan dan
selalu kerja keras. Itulah pesan saya kepada siapapun yang mencoba berwira
usaha termasuk anak muda “, kata Slamet menutup sua. (Muin).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar