Minggu, 20 September 2015

Nasi Kucing Nasi Bungkus Mini , Yang Kini Populer Dimana-mana


Nasi kucing itulah sebutan untuk nasi yang dibungkus kecil-kecil. Entah sejak kapan makanan berbahan beras ini ada . Nasi ini banyak dijual oleh penjual angkringan dan saat ini sudah menjadi banyak tempat makan yang tersebar ke berbagai pelosok daerah.
Dengan modal tempat jualan yang berbentuk gerobak angkringan yang umumnya beroda, maka para penjual nasi kucing ini menjajakan dagangannya. Di atas gerobak angkringan ini diletakkan bertumpuk-tumpuk bungkusan nasi kucing itu dengan berbagai hidangan pelengkap lainnya.
 Penjual angkringan nasi kucing ini selalu melengkapi dengan minuman hangat baik kopi, teh ataupun jahe. Kalau di angkringan seperti ini yang diinginkan kadang adalah suasana santai untuk sekedar makan dan minum sambil mengobrol apa saja.
Nasi kucing yang dijajakan berupa nasih putih dengan lauk sayur tempe, ikan teri dan sambal ditambah dengan seiris ayam atau kaki ayam. Selain itu terdapat lauk tambahan lain berupa ayam, telur, sate usus, kaki ayam goreng dan lain-lain yang dapat bersifat pilihan.
Nasi putih yang disediakan hanya segenggam saja sehingga tidak akan membuat orang merasa kenyang. Bagi pembeli laki-laki mungkin akan perlu menghabiskan lebih dari satu bungkus.
Keberadaan ikan teri dan bungkusan yang kecil inilah yang mungkin menjadi asal mula nama nasi kucing. Ibaratnya nasi tersebut sangat cocok sebagai makanan kucing di rumah. Untuk seekor kucing maka hanya perlu sebungkus dengan menu ikan teri asin yang sangat sedap. Jadi kalau anda hanya makan nasi kucing sebungkus, ibaratnya anda hanya seekor kucing.

Nasi kucing biasanya dibungkus dalam daun pisang yang dilapis kertas koran. Soal bungkus inilah yang sebenarnya perlu menjadi perhatian, karena dapat menjadi memberikan kontribusi penyumbang sampah dalam jumlah besar.
Nasi yang dibungkus kecil tetapi memerlukan bahan pembungkus yang banyak. Meskipun pembungkus nasi kucing bersifat ramah lingkungan karena menggunakan bahan-bahan organik sehingga dapat diolah di alam dan tidak bersifat mencemari lingkungan, namun tentunya tetap bersifat sebagai sampah.
Satu catatan lagi soal bahan pembungkus nasi kucing ini adalah selalu menggunakan kertas bekas, baik berupa kertas koran maupun kertas bekas lainnya yang diperoleh dari perseorangan, sekolah atau kantor. Jadi boleh saja mereka para penggemar nasi kucing tetap menyebut produk ini sebagai berwawasan lingkungan.
Nasi kucing ini kini popular dimana-mana. Dari desa sampai kota banyak anglkringan yang menjual nasi kucing ini. Selain nasi kucing hidangang lan yang tak kalah digemari adalah berbagai macam gorengan seperti tahu goreng, tempe goreng, pisang goreng sampai dengan bakwan. Ada juga sate-satean dari sate kerang, sate kulit ,sate bakso sampai dengan sate usus.

Warung-warung angkringan inilah yang menjadi ajang diskusi masyarakat kecil mulai dari petani, tukang becak sampai dengan buruh pabrik. Setiap malam warung-warung mala mini buka dari sore menjelang malam sampai dengan habisnya malam. (Muin )


Butuh Garam Krosok Demak Hubungi  HAMZAWI 085727809314

Dari Rambut Rezeki Slametpun Mengalir Setiap Hari



Potong rambut atau cukur rambut saat ini merupakan profesi yang cukup menjanjikan. Dari rambut inilah Slamet (35) warga desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak setiap hari mendapatkan uang. Setiap hari setidaknya 5-10 kepala orang ia rapikan rambutnya. Dari merapikan rambut itulah ia mendapatkan upah.
“ Dulu awalnya memang sulit selain belum kenal saya , juga banyak yang meragukan kemampuan saya mencukur rambut. Sehingga sehari kadang tak ada order . Sekarang minimal 5 kepala sudah pasti saya servis “, aku Slamet di conter pangkas rambutnya belakang pasar baru desa Kedungmutih.
Slamet menceritakan kisahnya menekuni usaha potong rambut. Awalnya ia tidak melirik usaha ini , niatnya ikut MLM agar cepat dapat penghasilan dengan jumlah besar. Namun musibah tak dinyana pulang dari mengikuti prospek MLM ia bersama temannya tersambar truk dump. Temannya jari tangannya hampir putus. Sedang ia harus merelakan kakinya untuk di pen karena patah tulang.
Selama hampir setahun ia tidak dapat beraktifitas secara normal. Ia harus memakai kaki bantuan agar bisa menyambangi teman dan saudaranya. Di sela-sela waktu penyembuhan itu ia diminta saudaranya untuk mencukur rambut anaknya. Dengan kemampuan dari melihat iapun mencoba mempraktekkannya . Hasilnya cukup bagus meski tak dapat bayaran , sanjungan ia terima dengan senang hati.
Di lain waktu ,melihat potongan rambutnya  bagus saudaranyapun bercerita pada tetangga. Satu dua orang tetangga mulai menggunakan jasanya mencukur rambut. Satu hari kadang ada kadang juga tidak iapun mulai jemput bola. Tetangga jauh mulai mendengar kepiawaian Slamet dalam mencukur rambut.Akhirnya bisa dipastikan setiap hari ia mendapat order mencukur rambut.
“ Ya kalau tidak salah saya usaha cukur rambut ini sudah lebih 10 tahun. Dulu kalau tidak salah ongkosnya Rp 1.000 an . Kini karena BBM naik harga potong rambut perkepala Rp 5 ribu.  Namun kadang kala ada pelanggan yang member lebih “, kata Slamet.
Awalnya Slamet pesimis usaha cukur rambut ini menghidupi, namun setelah 10 tahun ia jalani. Dari usaha cukur rambut ini ia sudah beroleh banyak. Dulu tempat cukurnya adalah gubung kayu reot . Tiga tahun yang lalu ia bangun menjadi toko. Selain untuk praktek cukur rambut iapun berjualan asesories pakaian seperti berbagai jenis topi, kopiah dan juga lainnya.
Menurutnya wirausaha adalah pekerjaan yang menyenangkan. Meski awalnya berat namun setelah dijalani sekian tahun menjadi mudah. Dari usahanya potong rambut ini selain bisa membuat toko dan isinya. Iapun bisa mensubsidi ibunya belanja sehari-hari. Membeli kereta dorongan dan disewakan, menyimpan garam dan juga untuk operasional mengisi tambak bandeng dan udang.
“ Pokoknya jika kita mau berwirausaha resepnya harus semangat dan tahan banting. Tidak bosanan dan selalu kerja keras. Itulah pesan saya kepada siapapun yang mencoba berwira usaha termasuk anak muda “, kata Slamet menutup sua. (Muin).

Jumat, 18 September 2015

AriesNet Kedungmutih Usaha Warnet Di Pesisir Yang Menjanjikan


Aries Net Kedungmutih

Demak – Saat ini internet menjadi salah satu kebutuhan  pokok bagi kita semua. Selain sebaga sarana hiburan internet juga digunakan sebagai sarana pembelajaran dan usaha. Oleh karena itu kini usaha warnet menjamur dimana-mana hingga ke pelosok desa. Bahkan sampai ke desa pesisir seperti desa Kedungmutih kecamatan Wedung.

Arisulhakim pemilik Warnet ArisNet mengatakan usaha warnet di depan pasar baru desa Kedungmutih ini dibuka baru satu bulanan. Pendirian warnet ini dipicu oleh kebutuhan internet bagi warga desanya . Terutama pelajar yang membuat tugas. Sebelum ia membuka warnet banyak diantara mereka yang keluar dari desa Kedungmutih hanya untuk menggarap tugas.

“ Saya terus ada ide untuk membikin usaha warnet ini . Kebanyakan warga disini mengakses internet lewat HP selain mahal ongkosnya juga tidak bisa untuk membuat tugas . Akhirnya saya dengan modal seadanya membuka usaha warnet ini “, cerita Aris pada kabarseputarmuria.com

Selain Warnet Aris juga menjual makanan kecil sebagai teman ngenet. Iapun menyediakan minuman dingin dan hangat untuk pelanggannya. Ada kopi susu, jahe hangat dan juga berbagai snak-snak yang di taruh dalam lemari khusus.Ini semua disediakan untuk pelanggan agar nyaman dalam berinternet.

Selain itu iapun menyediakan layanan wifi bagi pelanggannya yang membawa HP dan laptop sendiri. Jika tariff ngenet dengan system jam-jaman. Untuk tarif Wifi dengan system borongan. Saat ini harga perjam  ngenet  Rp 3.000,- . Dua jam dapat diskon hanya Rp 5.000,-. Sedangkan Wifi satu kali pakai Rp 1.500,-.

“ Kalau untuk pelajar biasanya system jam-jaman kebanyakan mereka untuk membuat tugas sekolah . Tetapi jika anak-anak muda disini biasa membawa HP sendiri dan Wifinan disini “, kata Aris.

Adapun jam buka ArisNet ini sekitar pukul satu siang. Waktu pagi ia gunakan untuk mengajar di sekolah . Habis mengajar di SD iapun membuka warnetnya sampai dengan jam 12 malam. Jika hari minggu dan libur warnet ia buka 24 jam pagi malam sampia pagi hari lagi.



“ Alhamdulillah bisa tambah-tambah penghasilan , ya dari ngajar saja gaji tak seberapa karena masih honorer. Dengan membuka usaha ini mudah-mudahan ada tabungan untuk persiapan masa depan “, kata Aris yang masih membujang.

Selain warga desa Kedungmutih pengguna internet di warnetnya juga warga tetangga desa misalnya desa Kedungkarang, Kedungmalang dan juga Babalan. Ramainya jika malam hari tiba terutama para kawula muda. Sedangkan pelajar biasanya sore hari datang berombongan.

Dari usahanya ini Aris berharap selain ia dapat penghasilan tambahan . Juga membuka wawasan pemikiran bagi warga pesisir tentang berbagai informasi dari internet. Apalagi para pelajar jika melanjutkan sekolah ke kota tidak akan ketinggalan dengan teman-temannya.

“ Saya ingin warga di sini maju dengan adanya warnet ini. Karena dari internet ini kita bisa petik berbagai manfaat. Selain itu dengan internet ini kita bisa menambah pengalaman “, kata Aris yang sehari-harinya mengajar di SD Kedungmutih. (Muin)