Jumat, 09 Januari 2015

Jualan Cobek Batu dan Muntu



Cobek batu dan huleg-huleg atau muntu
Demak – Bagi sebagian orang sambal merupakan bumbu masak yang masih dicari . Terutama untuk menemani ikan asin , ikan goreng, atau yang lainnya sebagai teman makan nasi. Meski saat ini sudah banyak dijual sambal pedas instan , namun sambal buatan sendiri masih mendominasi. Untuk membuat sambal selain bahan juga diperlukan alat yaitu cobek dan muntunya.

Dengan masih populernya sambal itulah maka perlatan cobek masih laku di pasaran. Dulu sebelum ada cobek dari batu orang membuat sambal dari cobek tanah , Sebagian lagi ada juga yang membuat cobek dari bahan kayu. Namun demikian sampai saat ini sobek dari batu masih menjadi andalan. Baik di dapur rumah tangga atau di warung-warung makan besar.

Karena kepopuleran cobek dari batu itulah maka alat dapur ini setiap waktu bisa kita jumpai di pasar-pasar tradisional. Selain itu cobek-cobek dari batu ini juga di jajakan keliling kampung untuk mendekati para pembelinya. Ukuran cobek ini mulai dari yang kecil sedang sampai yang besar.

“ Untuk ya umum ya yang ukuran sedang ini , sedang yang besar lebar ini biasnya untuk meramu bumbu di warung makan atau jasa catering. Ya meski berat cara membawanya yang namanya bekerja ya jadi ringan “, aku Bang Diman (bukan nama sebenarnya) pedagang cobek yang mengaku berasal dari Jawa Timur yang ditemui kabarseputarmuria.com di pasar baru desa Kedungmutih.

Mang Diman mengaku ia datang dengan teman-temannya berombongan nyarter truk besar yang berisi cobek , muntu , dan peralatan dari batu lainnya. Barang perabotan itu ditempatkan di kontrakan di daerah Jepara. Teman-temannya berjumlah 20 orang kemudian menjual secara keliling ke pasar-pasar tradisional diseputaran  Jepara dan Demak.

“ Ya  lumayan mas sehari bisa terjual 15 – 20 cobek dari batu ini. Saya dari bos ngambil untung Rp 5 – 10 ribu setiap satu cobek tergantung besar dan kecilnya. Ada kala ramai ada kalanya sepi paling tidak ya kita sebulan ider disini nanti pindah tempat lagi “, tambah mang Diman.

Ibu Hayaroh asal desa Kedungmutih mengaku masih menggunakan cobek untuk meramu bumbu masak dan juga membuat sambal. Di rumah memang sudah cobek dari kayu tetapi cobek dari batu lebih mantap. Selain itu hasil ulegan bumbunya juga halus. Meski agak mahal harganya namun dipakainhya lama asal tidak jatuh ke lantai. (Muin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar