Nasi kucing itulah sebutan untuk nasi yang dibungkus kecil-kecil.
Entah sejak kapan makanan berbahan beras ini ada . Nasi ini banyak dijual oleh
penjual angkringan dan saat ini sudah menjadi banyak tempat makan yang tersebar
ke berbagai pelosok daerah.
Dengan modal tempat jualan yang berbentuk gerobak angkringan yang
umumnya beroda, maka para penjual nasi kucing ini menjajakan dagangannya. Di
atas gerobak angkringan ini diletakkan bertumpuk-tumpuk bungkusan nasi kucing
itu dengan berbagai hidangan pelengkap lainnya.
Penjual angkringan nasi
kucing ini selalu melengkapi dengan minuman hangat baik kopi, teh ataupun jahe.
Kalau di angkringan seperti ini yang diinginkan kadang adalah suasana santai
untuk sekedar makan dan minum sambil mengobrol apa saja.
Nasi kucing yang dijajakan berupa nasih putih dengan lauk sayur
tempe, ikan teri dan sambal ditambah dengan seiris ayam atau kaki ayam. Selain
itu terdapat lauk tambahan lain berupa ayam, telur, sate usus, kaki ayam goreng
dan lain-lain yang dapat bersifat pilihan.
Nasi putih yang disediakan hanya segenggam saja sehingga tidak
akan membuat orang merasa kenyang. Bagi pembeli laki-laki mungkin akan perlu
menghabiskan lebih dari satu bungkus.
Keberadaan ikan teri dan bungkusan yang kecil inilah yang mungkin
menjadi asal mula nama nasi kucing. Ibaratnya nasi tersebut sangat cocok
sebagai makanan kucing di rumah. Untuk seekor kucing maka hanya perlu sebungkus
dengan menu ikan teri asin yang sangat sedap. Jadi kalau anda hanya makan nasi
kucing sebungkus, ibaratnya anda hanya seekor kucing.
Nasi kucing biasanya dibungkus dalam daun pisang yang dilapis
kertas koran. Soal bungkus inilah yang sebenarnya perlu menjadi perhatian,
karena dapat menjadi memberikan kontribusi penyumbang sampah dalam jumlah
besar.
Nasi yang dibungkus kecil tetapi memerlukan bahan pembungkus yang
banyak. Meskipun pembungkus nasi kucing bersifat ramah lingkungan karena
menggunakan bahan-bahan organik sehingga dapat diolah di alam dan tidak
bersifat mencemari lingkungan, namun tentunya tetap bersifat sebagai sampah.
Satu catatan lagi soal bahan pembungkus nasi kucing ini adalah
selalu menggunakan kertas bekas, baik berupa kertas koran maupun kertas bekas
lainnya yang diperoleh dari perseorangan, sekolah atau kantor. Jadi boleh saja
mereka para penggemar nasi kucing tetap menyebut produk ini sebagai berwawasan
lingkungan.
Nasi kucing ini kini popular dimana-mana. Dari desa sampai kota
banyak anglkringan yang menjual nasi kucing ini. Selain nasi kucing hidangang
lan yang tak kalah digemari adalah berbagai macam gorengan seperti tahu goreng,
tempe goreng, pisang goreng sampai dengan bakwan. Ada juga sate-satean dari
sate kerang, sate kulit ,sate bakso sampai dengan sate usus.
Warung-warung angkringan inilah yang menjadi ajang diskusi
masyarakat kecil mulai dari petani, tukang becak sampai dengan buruh pabrik.
Setiap malam warung-warung mala mini buka dari sore menjelang malam sampai dengan
habisnya malam. (Muin )
Butuh Garam Krosok Demak Hubungi HAMZAWI 085727809314
Tidak ada komentar:
Posting Komentar